Tuesday, March 22, 2016
BUDAYA
Menurut
Mulyana dan Rakhmat (2006) budaya adalah suatu pola hidup yang menyeluruh,
bersifat kompleks, abstrak dan luas. Banyak aspek budaya yang turut menentukan
perilaku komunikatif suatu kelompok manusia. Beberapa alasan mengapa manusia
mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan kelompok dengan perbedaan
budaya merupakan sebuah gambaran nyata dari definisi budaya itu sendiri. Budaya
adalah suatu perangkat rumit yang mengandung nilai-nilai yang dipolarisasikan
oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri. Citra
yang memaksa itu mengambil bentuk-benntuk berbeda dalam berbagai budaya seperti
individualisme kasar di Amerika, keselarasan individu dengan alam di Jepang dan
kepatuhan kolektif di Cina.
Citra budaya yang bersifat memaksa ini
membekali anggota-anggotanya dengan pedoman
mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis
yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh
rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Menurut Taylor (1974) kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,
yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai
anggota masyarakat. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan
adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Kluckhohn (1952) mengemukakan ada 7 unsur kebudayaan secara universal (universal categories of culture) yaitu:
- Bahasa
- Sistem pengetahuan
- Sistem tekhnologi dan peralatan
- Sistem kesenian
- Sistem mata pencarian hidup
- Sistem religi
- Sistem kekerabatan dan organisasi kemasyarakatan
Lembaga sosial dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek
berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem sosial yang terbantuk
dalam suatu negara akan menjadi dasar
dan konsep yang berlaku pada tatanan sosial masyarakat. Sebagai contoh di
Indonesia pada kota dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah
yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota
– kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karir.
Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan
atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian
yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam
kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi,
sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.
Estetika berhubungan dengan seni dan kesenian, musik, cerita, dongeng,
hikayat, drama dan tari-tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat.
Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri.
Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita
sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan
bersifat kedaerahan, setiap akan membangun bagunan jenis apa saja harus
meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai symbol yang arti disetiap daerahnya
berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat
masyarakatnya menggunakan cara tersebut.
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap
walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu
komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa
memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa
tersebu. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami
agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan
simpati dari orang lain.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment